Minggu,
28 Oktober 2012. Hari yang spesial bagi para pemuda. Hari Sumpah Pemuda. Jika
dahulu para pemuda memprakarsai tanggal bersejarah tersebut dengan pengakuan
bahwa mereka adalah satu. Satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sekarang
giliran kita para generasi muda yang mengisinya melalui karya dengan segala kesempatan
dan kreativitas yang ada.
Momentum
hari sumpah pemuda di Makassar kali ini bisa saya katakan lebih berkesan dari
pada biasanya. Menilik kemajuan teknologi dan peradaban yang semakin berkembang
pesat, membuat kita bergerak cepat dan terkadang meninggalkan budaya-budaya
luhur yang sebenarnya sangat berharga, unik dan merakyat. “Awas kehilangan jati
diri!” itulah kalimat peringatan untuk kita semua.
Suatu kebanggaan
tersendiri bagi rakyat Indonesia ketika di antara kita generasi muda, masih ada
yang peduli dengan kebudayaan-kebudayaan Indonesia yang mulai luntur, nyaris
lenyap bahkan mungkin banyak di antara kita yang sudah tidak mengenali
kebudayaan-kebudayaan tersebut, tak terkecuali permainan tradisional. Hal
tersebutlah yang sepertinya mendorong Komunitas Jalan-Jalan Seru (JJS) untuk mengadakan
kegiatan Makassar Tradisional Games Festival 2012 (MTGF 2012).
Kegiatan MTGF 2012 yang
berlangsung di Benteng Sumba Opu Makassar cukup menyita perhatian banyak
pemuda. Dalam kegiatan tersebut mereka bisa kembali mengenang
permainan-permainan sederhana yang sempat mengisi masa-masa kecil mereka.
Permainan tersebut di antaranya ma’boy, mang’asing,
maggoli’, lambasena, dende-dende, majjeka
dan permainan-permainan tradisional khas Makassar lainnya.
Di tengah keseruan dan
kehebohan para remaja serta orang dewasa yang sedang bermain, terlihat pula anak-anak
kecil yang sedang lalu lalang mencoba berbagai permainan, berbaur di tengah
kerumunan orang-orang yang usianya terpaut jauh dari mereka. Anak-anak kecil
itu sepertinya sengaja dibawa dalam kegiatan tersebut agar mereka bisa mengetahui
dan mengenal permainan-permainan tradisional yang sangat seru dan menyenangkan.
Dan terang saja, mereka berhasil hanyut dalam kegiatan tersebut. Terlihat
anak-anak yang sedang membawa tali karet, telihat pula anak kecil yang sedang
mencoba bermain engran, dan anak kecil yang sedang berdiri mematung menyaksikan
orang-orang dewasa yang sedang bermain asing-asing.
Seperti halnya yang
dilakukan oleh Komunitas Skholatanpabatas (STB). Kakak-kakak relawan STB
sengaja membawa anak-anak panti agar mereka bisa berjalan-jalan sekaligus dapat
bermain dan merasakan keseruan kegiatan MTGF 2012. Menurut salah satu relawa
STB “Selama ini anak-anak semakin tenggelam dalam kemajuan teknologi dan dunia
gadget sehingga nyaris tidak mengenali permainan tradisional daerah mereka.”
Selang beberapa saat
permainan harus terhenti karena guyuran hujan. Namun, kegiatan yang dijadwalkan
mulai dengan registrasi pada jam 11.00 wita ini kembali dilanjutkan ketika
hujan mulai reda. Semarak sumpah pemuda sangat terasa dikalangan pemuda
Makassar berkat MTGF 2012. Tak hanya keseruan tapi hadiah menarik telah
disiapkan bagi para pemenang permainan-permainan tersebut. Semoga
kegiatan-kegiatan serupa lebih sering lagi diadakan oleh para generasi muda dan
pemerhati kebudayaan tradisional sebagai bentuk penghargaan dan rasa cinta
terhadap warisan para pendahulu kita. Sampai jumpa di MTGF 2013.
terima kasih infonya....
BalasHapussangat menarik dan bermamfaat....
mantap....