Pages

Profil: Ibu Een (Pendidikan Berbasis Kasih Sayang, Pesan untuk Para Calon Pendidik)

Senin, 10 Juni 2013


“Pendidikan berbasis kasih sayang. Saya tidak punya apa-apa yang bisa diberikan selain kasih sayang”
Itulah kutipan dari sosok yang tak pernah mengenal lelah ditengah keterbatasannya. Ibu Een mengabdikan dirinya untuk orang banyak saat kita lupa akan arti kesyukuran, saat kita tidak tahu kata ikhlas, saat kita tak mengenal kata peduli.
Di era modern ini kita terkadang tak mampu lagi membedakan sosok pendidik dan sosok yang tak terdidik (miris memang) tapi, itulah realita yang harus kita saksikan. 
Siapakah Ibu Een? Dialah Oemar Bakriwati bahkan melebihi Oemar Bakri. Ibu Een alumni SPG Negeri Sumedang dan kemudian melanjutkan ke IKIP Bandung mengambil jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan. Ibu Een terserang penyakit Rheumatoid arthritis (radang sendi) sejak masih duduk dibangku kuliah. Sudah 28 tahun Ibu Een mengalami lumpuh total namun selama itu pula beliau mengabdikan hidupnya demi kecerdasan anak-anak bangsa.
 
Walaupun gagal menjadi guru di sekolah karena kelumpuhannya tapi di luar pendidikan formal beliau berjuang dengan penuh ikhlas, mendidik dengan kasih sayang. Walaupun hanya dengan berbaring tapi beliau tetap punya semangat untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Tanpa mengeluh beliau mendidik, dan tanpa mengharap apapun selain ridho Tuhan beliau berbagi pengetahuan bersama malaikat-malaikat kecil yang ada di sekelilingnya.

Peraih anugerah Liputan6 Award ini, tak punya apa-apa untuk dibagikan selain kasih sayang sebagai bentuk kepedulian terhadap orang lain. Jika kita kembali pada kenyataan, sosok pendidik seperti Ibu Een mungkin masih bisa dihitung jari. Masalah-masalah pendidikan yang ada sekarang ini bukan kah bercermin pada kasih sayang dalam pendidikan yang jarang kita temui.
Pendidikan memang harus dilandasi dengan hati seperti yag dikatakan pepatah apa yang kau semai itu pula yang engkau tuai. Begitu pun dalam mendidik, apa yang kita berikan akan kembali pula imbasnya pada genarasi-generasi berikutnya. 
Mari kita kembali refleksikan, siapkah kita menjadi pendidik yang ikhlas, niat yang tulus dan mengedepankan pendidikan berbasis kasih sayang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

WHAT TIME IS IT?

Tags

Most Reading

VISIT

Followers