Momentum
hari sumpah pemuda di Makassar kali ini bisa saya katakan lebih berkesan dari
pada biasanya. Menilik kemajuan teknologi dan peradaban yang semakin berkembang
pesat, membuat kita bergerak cepat dan terkadang meninggalkan budaya-budaya
luhur yang sebenarnya sangat berharga, unik dan merakyat. “Awas kehilangan jati
diri!” itulah kalimat peringatan untuk kita semua.
Suatu kebanggaan
tersendiri bagi rakyat Indonesia ketika di antara kita generasi muda, masih ada
yang peduli dengan kebudayaan-kebudayaan Indonesia yang mulai luntur, nyaris
lenyap bahkan mungkin banyak di antara kita yang sudah tidak mengenali
kebudayaan-kebudayaan tersebut, tak terkecuali permainan tradisional. Hal
tersebutlah yang sepertinya mendorong Komunitas Jalan-Jalan Seru (JJS) untuk mengadakan
kegiatan Makassar Tradisional Games Festival 2012 (MTGF 2012).
Kegiatan MTGF 2012 yang
berlangsung di Benteng Sumba Opu Makassar cukup menyita perhatian banyak
pemuda. Dalam kegiatan tersebut mereka bisa kembali mengenang
permainan-permainan sederhana yang sempat mengisi masa-masa kecil mereka.
Permainan tersebut di antaranya ma’boy, mang’asing,
maggoli’, lambasena, dende-dende, majjeka
dan permainan-permainan tradisional khas Makassar lainnya.
Di tengah keseruan dan kehebohan para remaja serta orang dewasa yang sedang bermain, terlihat pula anak-anak kecil yang sedang lalu lalang mencoba berbagai permainan, berbaur di tengah kerumunan orang-orang yang usianya terpaut jauh dari mereka. Anak-anak kecil itu sepertinya sengaja dibawa dalam kegiatan tersebut agar mereka bisa mengetahui dan mengenal permainan-permainan tradisional yang sangat seru dan menyenangkan. Dan terang saja, mereka berhasil hanyut dalam kegiatan tersebut. Terlihat anak-anak yang sedang membawa tali karet, telihat pula anak kecil yang sedang mencoba bermain engran, dan anak kecil yang sedang berdiri mematung menyaksikan orang-orang dewasa yang sedang bermain asing-asing.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Komunitas Skholatanpabatas (STB). Kakak-kakak relawan STB sengaja membawa anak-anak panti agar mereka bisa berjalan-jalan sekaligus dapat bermain dan merasakan keseruan kegiatan MTGF 2012. Menurut salah satu relawa STB “Selama ini anak-anak semakin tenggelam dalam kemajuan teknologi dan dunia gadget sehingga nyaris tidak mengenali permainan tradisional daerah mereka.”
Selang beberapa saat permainan harus terhenti karena guyuran hujan. Namun, kegiatan yang dijadwalkan mulai dengan registrasi pada jam 11.00 wita ini kembali dilanjutkan ketika hujan mulai reda. Semarak sumpah pemuda sangat terasa dikalangan pemuda Makassar berkat MTGF 2012. Tak hanya keseruan tapi hadiah menarik telah disiapkan bagi para pemenang permainan-permainan tersebut. Semoga kegiatan-kegiatan serupa lebih sering lagi diadakan oleh para generasi muda dan pemerhati kebudayaan tradisional sebagai bentuk penghargaan dan rasa cinta terhadap warisan para pendahulu kita. Sampai jumpa di MTGF 2013.
terima kasih infonya....
BalasHapussangat menarik dan bermamfaat....
mantap....