Kau muram, berduka?
Tapi, tidak.
Gelak tawa membakar wajahnya yang masam
Masih berputar, menanti penghujung
Yang lain menari-nari
Menikmati bisikan lembut
Hinggah letih, kemudian
Menjemputnya lagi di ufuk barat
Bersambung dengan dentuman
Awalnya membawa satu persatu
Lalu, habis… berakhir tanpa sisa
Porak-poranda. Sia-siakah? Atau bahagia?
*Fajar (Kolom Puisi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar