Selesai.
Puisi itu telah mendapat tempatnya
sekarang
Bukan aku sengaja menepikan
Tapi Kau yang meminta.
Kala bait-bait itu telah berjejer
membentuknya
Kemudian kucoret lagi..
Bait pertama, dua bait, tiga bait..
Habis..
Seperti habisnya kata-kataku
Kau telah jauh, kembali dan bertanya
Itu untukku?
Yah, memang untukmu!
Dan
Kau tahu, kosong
Tersisa
kertas kosong
Seperti
kosongnya hatimu
Bisakah Kau menyusunnya lagi?
Seprtinya tidak akan pernah, Aku
bahkan lupa siapa dirimu
Hilang ingatan? Layaknya do’amu
dahulu
Mungkin. Tapi,
Aku hanya ingat kalimat ini
“Jangan
berbahasa sastra padaku karena aku tak mengerti”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar