Saya sakit, saya sakau.
Saya seperti tak mengenal diri saya ketika jemari saya telah lama mati dalam tarian atas tuts-tuts. Saat jemari saya tak pernah lagi mengalun di atas kertas-kertas putih.
Saya lupa. Lupa bagaimana saya menguntai kata. Saya lupa bagaimana kita dahulu menulis.
Saya lupa kembali. Saya mencari pintu.
Seperti sebuah degupan kencang kala rasa itu tak mampu saya tahan lagi. Rintangan apapun tak mampu mengelakkan saya. Saya harus, dan harus memintal huruf hari ini juga, sebelum saya tak tahu lagi. Lupa bukan berarti tak tahu, bukan? Lupa hanya ingatan yang tertimbun cerita-cerita baru. Sebelum semuanya terlambat maka saya mencari karena tak mungkin saya ditemukan ketika saya tak mampu meninggalkan jejak. Saya mebuat jejak dalam kalimat-kalimat ini. Saya pun hanya ingin mempertegas bahwa saya lupa bagaimana rasanya kecanduan tapi saya sedang sakau.
-Sakau-
Langganan:
Postingan (Atom)